Saat Hari Baru Tiba, Langit Bali Tak Lagi Cerah
Bali, britasduatiga.com – Hari baru seharusnya penuh harapan. Tapi pagi ini, bukan matahari yang menyapa langit Bali, melainkan selimut abu kelabu dari kejauhan. Iya, bukan cerita sinetron, tapi kabar panas dari Timur: Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT mendadak meletus, dan efeknya… nggak main-main! Bali yang biasanya ramai pelancong hari ini mendadak sepi. Kenapa? Karena Bali dicekik abu, erupsi Gunung NTT batalkan semua penerbangan!
Apa Sebenarnya yang Terjadi?
Erupsi Mencakar Langit Flores
Letusan terjadi Selasa sore sekitar pukul 17.35 WITA. Gunung Lewotobi Laki-Laki, yang berdiri gagah di Flores, mendadak menghembuskan amarahnya: kolom abu membumbung tinggi ke langit, mencapai 11 kilometer. Bukan cuma menghitamkan langit, tapi juga bikin warga dan wisatawan melongo.
Liburan Tertahan Abu
Bandara Ngurah Rai di Denpasar, yang biasanya sibuk kayak stasiun menjelang Lebaran, harus membatalkan puluhan penerbangan. Nggak main-main, rute ke Jakarta, Lombok, bahkan luar negeri seperti Australia, India, Singapura, dan Malaysia, semua kena imbas.
Jetstar, Scoot, AirAsia semuanya tarik rem. Para pelancong yang udah siap pulang, malah harus putar otak cari akomodasi tambahan. Salah satu wisatawan dari Singapura bilang:
“Kesal, panik, tapi akhirnya sadar… kita masih sehat, itu berkah.”
Bandara Fransiskus Xaverius Seda OFF Sampai Kamis
Di NTT sendiri, Bandara Frans Seda ditutup total sampai Kamis. Tujuannya satu: selamatkan nyawa. Operator AirNav kasih pengumuman di Instagram, bukan buat panik-panik, tapi biar semua tahu: ini serius, Bro!
Di Mana Lokasi Letusan?
Gunung Lewotobi Laki-Laki Si Kembar Berapi
Gunung ini ada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur. Tingginya 1.584 meter di atas permukaan laut. Meskipun punya nama “Laki-Laki”, tapi letusannya nggak main lembut. Dalam dua jam, lebih dari 50 aktivitas vulkanik tercatat. Biasanya? Cuma 8–10 aktivitas sehari. Ini udah kayak kembang api versi alam, tapi jauh lebih mengancam.
Letusan hari Rabu pagi pun menyusul: abu menyembur setinggi 1 kilometer. Ngeri-ngeri sedap!
Siapa Saja yang Terdampak?
Warga Sekitar Dievakuasi, Turis Jadi Galau
Penduduk dua desa sekitar kawah langsung dievakuasi. Radius bahaya? Sekitar 8 kilometer dari kawah. Selain itu, potensi hujan lebat bisa bikin lava ngalir ke sungai—bahaya banget.
Sementara itu, di Bali, lebih dari 1.000 wisatawan terdampak. Banyak yang mau ke Taman Nasional Komodo juga harus putar balik. Agen perjalanan Come2Indonesia bilang, pembatalan ini udah ngena ke banyak itinerary turis.
Kenapa Ini Bisa Terjadi?
Indonesia di Atas “Cincin Api”
Bukan tanpa sebab Indonesia punya banyak gunung berapi. Negara kita ini duduk manis (atau nggak manis sih) di atas Cincin Api Pasifik zona rawan gempa dan letusan vulkanik. Ada lebih dari 120 gunung berapi aktif. Jadi, kalau ada letusan mendadak, itu kayak “risiko alamiah” dari tempat kita tinggal.
Gunung Lewotobi sendiri udah beberapa kali meletus tahun ini: Maret, Mei, dan terakhir sebelum ini di November yang bahkan merenggut nyawa dan bikin ribuan orang mengungsi.
Apa Dampaknya Secara Luas?
Penerbangan Dunia Ikut Terpukul
Bali itu bukan cuma destinasi lokal. Banyak maskapai internasional punya jadwal ke sana. Singapore Airlines, Scoot, Qantas, Jetstar semuanya kena imbas. Jadwal padat jadi ambyar. Jetstar bahkan prediksi awan abu baru akan hilang malam nanti. Tapi ya, kondisi bisa berubah-ubah.
Jadi bukan cuma wisata, tapi ekonomi, logistik, hingga rencana liburan keluarga pun ikutan rem mendadak.
Alam Nggak Pernah Janji Tenang
Letusan ini jadi pengingat keras buat kita semua: alam nggak bisa diprediksi, tapi kita bisa belajar untuk waspada.
Buat pelajar: pelajari geografi bukan sekadar hafal gunung dan sungai, tapi pahami dampaknya.
Buat penggiat pendidikan: ajarkan bahwa ilmu alam bukan sekadar soal nilai, tapi bekal hidup.
Buat semua masyarakat: jangan remehkan peringatan dini. Jika diminta mengungsi, patuhi. Lebih baik ribut karena selamat, daripada diam tapi celaka.
Yuk, cari tahu lebih banyak soal mitigasi bencana, pelajari cara bertindak saat letusan gunung berapi terjadi. Edukasi bisa menyelamatkan nyawa!
Badai Pasti Berlalu
Ketika Bali dicekik abu dan langit mendung merayap dari timur, satu hal pasti: badai pasti berlalu. Tapi sebelum itu, kita harus tangguh, siap, dan saling jaga.
“Dalam asap yang menutup pandangan, selalu ada harapan bagi yang mau berjalan pelan-pelan.”-(bd)**
source : berbagai sumber
