Pendidikan

Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan

329
×

Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan

Share this article
Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depa
Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan -(bd_kreative images © 2025 All Right Reserved/britaduatiga.com/designe2025)

Saat Mentari Menyapa, Harapan Itu Menyala dari Timur

Kupang, britaduatiga.com – Pagi merekah di pelosok Kupang Barat, menyibak embun yang menggantung di rerumputan kering. Di tengah sunyi desa yang bersahaja, ada langkah kecil yang terus melaju langkah yang tak sekadar menapak bumi, tapi juga menoreh masa depan. Inilah kisah inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd, seorang perempuan tangguh yang memimpin sebuah sekolah nyaris padam, dan menyalakannya kembali menjadi suluh pendidikan di pedalaman Nusa Tenggara Timur.


Siapa Sosok di Balik Perubahan Itu?

Mengenal Swastisari Y. Oematan, S.Pd

Kisah Inspiratif Swastisari Y.Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan
Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan -(bd_kreative images © 2025 All Right Reserved/britaduatiga.com/designe2025)

Sebagaimana dilangsir dari Youtube TVRI Nasional, Sejak 10 Desember 2021, Swastisari Yuliarti Oematan dipercaya memimpin SMA Negeri 2 Kupang Barat, (di Oeli’i, Desa Oematnunu, Kecamatan Kupang Barat, Kab. Kupang-NTT), sebuah sekolah di ujung desa yang dulu nyaris sunyi dari tawa siswa. Ia satu-satunya PNS di sekolah tersebut, mendampingi tujuh guru honorer dengan semangat yang tak pernah surut.

728x90 feb24 affiliate hosting

️ Dari Mana Semua Ini Dimulai?

Sekolah dengan Lantai Tanah dan Atap Daun

Didirikan resmi pada 4 Agustus 2011, SMA ini awalnya hanyalah penumpang di SMP Negeri 3 Kupang Barat. Dengan jumlah siswa tak lebih dari 50, mereka datang dari desa-desa kecil seperti Oematnunu, Oelii dan Oenaek. Namun berkat jerih payah orang tua dan komite, sebuah bangunan darurat didirikan beratap daun, berdinding bebak, berlantaikan tanah.

Baca Juga :  Nono dari NTT Guncang Dunia! Kembali Raih Juara 1 Abacus World Competition 2024

Menuju Gedung Permanen dan Harapan Baru

Tak lama kemudian, sekolah ini menerima bantuan dana APBN, dan dalam delapan bulan, sebuah gedung permanen berdiri. Tahun 2014, sekolah resmi memiliki rumahnya sendiri. Tapi, badai belum usai…

Mengapa Sekolah Ini Hampir Ditutup?

Persaingan yang Membuat Jumlah Siswa Menyusut

Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan
Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan -(bd_kreative images © 2025 All Right Reserved/britaduatiga.com/designe2025)

Kemunculan dua SMK baru di desa tetangga membuat jumlah siswa SMA Negeri 2 merosot drastis. Bahkan, ada wacana penutupan. Saat Swastisari tiba, ia mengunjungi rumah-rumah warga, menyelami alasan mengapa anak-anak tak lagi datang ke sekolah itu.

Apa yang Membuat Sekolah Ini Bangkit?

Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan
Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan -(bd_kreative images © 2025 All Right Reserved/britaduatiga.com/designe2025)

Menjadi Sekolah Penggerak di Tengah Keterbatasan

Beruntung, saat itu pemerintah memperkenalkan Kurikulum Merdeka, dan sekolah ini lolos menjadi Sekolah Penggerak. Semua siswa, tanpa memandang latar belakang, kini bisa belajar Kimia dan Fisika, yang dulunya hanya untuk jurusan IPA.

Disiplin dan Dedikasi Mengundang Kepercayaan

Swastisari menerapkan disiplin ketat namun manusiawi. Guru datang lebih pagi, siswa menyusul dengan semangat. Perlahan, jumlah siswa naik dari 25 menjadi 56 dan terus bertambah. Disiplin menjadi jembatan kepercayaan antara sekolah dan masyarakat.

Program-Program Inovatif yang Menyentuh Hati

Jadwal Pekanan yang Unik dan Mendidik

Senin – Sepeda (Upacara & Ibadah)

Menguatkan karakter dan spiritualitas.

Selasa – Makan Bersama

Melatih rasa syukur terhadap masakan orang tua sayur marungga, daun ubi, telur sederhana.

Rabu – English Day

Semua guru dan siswa wajib berbicara dalam bahasa Inggris, menyiapkan mereka menuju dunia luas.

Kamis – Talenta Tamasya Literasi Digital

Membaca komik dan buku digital tanpa jaringan, lewat komputer sekolah.

Jumat – BBS (Bersih, Bugar, Sehat)

Olahraga bersama dan kebersihan lingkungan diikuti kegiatan belajar.

✊ Bagaimana Keterlibatan Komunitas Diperkuat?

Sinergi dengan Orang Tua dan Nilai Gotong Royong

Setiap program diawali sosialisasi bersama orang tua, dengan ruang dialog terbuka. Bahkan ide komunitas belajar bersama datang dari siswa sendiri. Sekolah ini hidup bukan karena dana besar, tapi nilai dan komitmen.

Baca Juga :  Histori Unik Upacara Penurunan Bendera 17 Agustus 1945

Para guru honorer yang dulu hanya menerima Rp100.000, kini perlahan naik hingga Rp250.000. Swastisari bahkan menyisihkan uang perjalanan dinasnya untuk mendukung mereka yang belum memiliki NUPTK.

Kelas Tenun: Warisan Budaya dalam Kurikulum Merdeka

Menghadirkan Mama-Mama Penenun sebagai Guru

Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan
Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan -(bd_kreative images © 2025 All Right Reserved/britaduatiga.com/designe2025)

Dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), siswa diajak belajar menenun dua kali seminggu. Laki-laki dan perempuan sama-sama boleh ikut. Mama Akmone, salah satu orang tua, menjadi narasumber. Program ini berjalan berkat BOS Kinerja, hasil dari capaian baik dalam Rapor Pendidikan.

Apa Saja Prestasi yang Telah Diraih?

Berprestasi dari Pelosok, Mengharumkan Daerah

Meski dengan jumlah siswa yang kecil, sekolah ini berani bersaing. Dalam O2SN dan lainnya, mereka meraih Juara 5 Vokal Solo dan Tari Tunggal dari 93 peserta se-Kabupaten Kupang. Prestasi dari desa untuk Indonesia.

Harapan dan Pesan dari Seorang Pendidik Desa

Pendidikan Merata Adalah Hak Setiap Anak

Bagi Swastisari, pendidikan bukan soal di mana kita berada, tapi untuk siapa kita berjuang. Ia percaya, desa tak boleh merasa kecil. “Kita boleh hidup di desa, tapi berpikir dan bermimpi besar,” tuturnya penuh harap.

Penutup: Langkah Kecil yang Mengubah Banyak Hal

Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan
Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan, S.Pd Sebuah Langkah Kecil Dari Desa Untuk Masa Depan -(bd_kreative images © 2025 All Right Reserved/britaduatiga.com/designe2025)

Kisah ini bukan sekadar tentang seorang kepala sekolah, tetapi tentang api kecil yang menerangi kegelapan, tentang ketekunan yang menyuburkan masa depan dari tanah tandus. Kisah Inspiratif Swastisari Y. Oematan mengajarkan kita bahwa langkah kecil dari desa pun bisa mengguncang masa depan bangsa.

Mari terus dukung pendidikan di pedalaman. Bagikan kisah ini sebagai bentuk apresiasi untuk mereka yang mengabdi dalam diam. Karena dari desa yang jauh itu, cahaya sedang tumbuh, pelan namun pasti.

“Langit tak pernah memilih di mana mentari terbit; tapi dari ujung timur, harapan selalu menyapa lebih dahulu.” – (yl)**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *