Nadiem Makarim Pamit
Apa Nasib Merdeka Belajar dan Kurikulum Matematika di Era Baru?
britaduatiga.com – Siang itu, suasana ruang guru tampak berbeda dari biasanya. Di tengah jeda istirahat kerja, berita dari Kemendikbudristek mengisi ruang dengan perasaan haru dan pertanyaan yang menggantung di udara. Nadiem Makarim, sang penggerak kebijakan Merdeka Belajar, resmi berpamitan dalam acara serah terima jabatan. Namun, satu pertanyaan besar muncul: Apa nasib Merdeka Belajar dan Kurikulum Matematika?
Pergantian Menteri
Senin, 21 Oktober 2024, menjadi hari yang penting. Di Plaza Insan Berprestasi, Jakarta, Nadiem Makarim menyerahkan tongkat estafet kepada tiga menteri baru dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Kementerian Pendidikan kini terbagi menjadi tiga bagian, dengan Abdul Mu’ti menjabat sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Satryo Soemantri Brodjonegoro untuk Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, serta Fadli Zon sebagai Menteri Kebudayaan.
Tentu, kalian bertanya-tanya, “Apa yang akan terjadi dengan Merdeka Belajar?” Kebijakan yang telah berusia empat tahun ini menjadi tonggak penting dalam pendidikan nasional. Melalui 26 episodenya, kebijakan ini telah mengubah cara pendidikan dilakukan di Indonesia, dari SD hingga perguruan tinggi. Namun, dengan berakhirnya masa jabatan Nadiem, apakah kebijakan ini akan terus berlanjut?
Apa Kata Abdul Mu’ti tentang Kurikulum Merdeka Belajar?
Setelah serah terima jabatan, Abdul Mu’ti menyampaikan pandangannya terkait Kurikulum Merdeka Belajar. Dalam pidatonya, ia menyinggung bahwa kebijakan ini akan dikaji ulang. Hal ini tentu memunculkan spekulasi, apakah kurikulum ini akan dihapuskan atau diperbarui? Bukan hanya Merdeka Belajar, Abdul juga menyoroti kebijakan PPDB zonasi dan Ujian Nasional (UN) yang telah ditiadakan sejak beberapa tahun lalu.
“Kami akan melihat semuanya secara saksama. Tidak akan ada keputusan yang tergesa-gesa,” ucap Abdul. Menurutnya, segala perubahan akan dikaji dengan mendengarkan masukan dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah daerah, ahli pendidikan, hingga masyarakat. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kebijakan yang lebih inklusif dan efektif bagi pendidikan Indonesia.
Matematika akan ada Perubahan Besar untuk Tingkat Sekolah Dasar?
Selain Merdeka Belajar, ada satu lagi topik yang hangat diperbincangkan, yaitu pembelajaran Matematika di tingkat sekolah dasar. Presiden Prabowo memberikan perhatian khusus pada peningkatan kualitas pembelajaran matematika, terutama di kelas 1-4 SD. Menurut Abdul Mu’ti, Presiden ingin metode pembelajaran matematika diperbaiki, termasuk pelatihan guru matematika.
Bahkan, ada rencana untuk mengenalkan matematika sejak tingkat taman kanak-kanak (TK). “Kami berharap dengan perubahan ini, kualitas sains dan teknologi anak-anak Indonesia bisa meningkat secara signifikan,” ujar Abdul Mu’ti dalam rapat kabinet yang berlangsung di Istana Kepresidenan.
Apakah Masa Depan Pendidikan di Bawah Pemerintahan Baru Cerah?
Pertanyaan ini masih menjadi teka-teki. Namun, dari pidato Nadiem Makarim, kita bisa menangkap harapan besar agar kebijakan yang telah membawa dampak positif tetap dilanjutkan. Dalam sambutannya, ia berterima kasih kepada para guru, dosen, dan tenaga pendidikan yang telah menjadi garda terdepan dalam menerapkan kebijakan-kebijakan selama ini. “Tanpa kerja keras mereka, kebijakan sebesar apapun tidak akan berarti di lapangan,” ucap Nadiem penuh haru.
Sementara itu, ketiga menteri baru, termasuk Abdul Mu’ti, optimis akan terus memajukan pendidikan Indonesia. Mereka berkomitmen untuk mengkaji ulang setiap kebijakan dengan seksama, sambil tetap mendengarkan masukan dari seluruh pihak terkait. Abdul menekankan bahwa kementeriannya akan bergerak cepat dan fokus pada target jangka panjang yang telah ditetapkan dalam pemerintahan Prabowo-Gibran.
Penutup
Masa Depan Kurikulum dan Pendidikan Nasional
Perubahan besar selalu menimbulkan tanya, namun juga membuka peluang baru. Kini, semua mata tertuju pada langkah-langkah yang akan diambil oleh para pemimpin baru. Apakah Kurikulum Merdeka Belajar akan terus dilaksanakan? Bagaimana nasib matematika yang kini menjadi perhatian khusus?
Saat ini, yang bisa kita lakukan adalah menunggu hasil dari kajian ulang yang dijanjikan oleh Abdul Mu’ti dan timnya. Yang pasti, dengan tekad bersama untuk meningkatkan kualitas pendidikan, masa depan pendidikan Indonesia terlihat penuh harapan. (yb)**
Source : beberapa sumber media tanah air