Dari Belajar di Bukit Tidar hingga Joget Bareng Taruna
Pagi yang Menggugah Jiwa, Kabar dari Retreat Kabinet di Magelang
Magelang, britaduatiga.con – Retreat Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang – Pada pagi yang cerah setelah olahraga, suasana sosial media diramaikan oleh momen retreat Kabinet Merah Putih di Akademi Militer (Akmil) Magelang. “Retreat Kabinet Merah Putih di Akmil Magelang” menjadi sorotan publik, mengusik rasa ingin tahu akan agenda, suasana, dan pesan yang disampaikan di Bukit Tidar—simbol ‘paku Pulau Jawa’. Mari telusuri lebih dalam, bagaimana pemerintah memupuk sinergi tim dari kegiatan ini.
Presiden Prabowo dan Legenda Bukit Tidar, Simbol Semangat Kebangsaan
Pada malam hari di ruang makan Akmil, Presiden Prabowo Subianto mengajak menteri Kabinet Merah Putih menelusuri kisah Bukit Tidar yang legendaris. Di hadapan para menteri dan taruna-taruni Akmil, ia menyebutkan bahwa Bukit Tidar bukan sekadar bukit, melainkan ‘paku’ Pulau Jawa, penyangga tanah Nusantara.
“Bukit Tidar ini pusatnya para ksatria—mereka yang sejak muda memilih jalur pengorbanan,” ucap Presiden, menggugah semangat taruna-taruni yang hadir. Mereka, para ksatria muda, telah memilih hidup dalam pengabdian untuk negara dan bangsa.
Kebersamaan Kabinet di Akmil Magelang, Menjaga Harapan Bangsa
Presiden pun menyampaikan pesan bahwa para taruna di Akademi Militer adalah tunas pemimpin masa depan. Sengaja, para menteri diboyong ke Akmil untuk melihat langsung generasi penerus ini—menyaksikan disiplin, ketangguhan, dan semangat pengorbanan yang menjadi pondasi jiwa ksatria.
Setelah sesi makan malam, seluruh jajaran Kabinet Merah Putih bergabung dalam momen meriah. Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan para tokoh lainnya tampak berjoget bersama taruna-taruni mengikuti irama musik. Suasana semakin meriah saat grup band melantunkan lagu ‘Koyo Jogja Istimewa’, mengundang menteri dan taruna untuk turut bernyanyi dan berjoget.
Kapolri Mengisi Materi Antikorupsi, Merajut Kolaborasi demi Visi Indonesia Emas 2045
Selain menggelar acara kebersamaan, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo turut menyampaikan materi yang sangat krusial: strategi pemberantasan korupsi. Dengan tema “Strategi Pemberantasan Korupsi dan Budaya Anti-Korupsi,” Kapolri mengingatkan kembali pentingnya sinergi antar-menteri untuk membangun pemerintahan yang bersih dan melindungi masa depan Indonesia.
“Kami berkomitmen penuh mendukung kebijakan pemerintah untuk menciptakan visi Indonesia Emas 2045,” ujarnya dalam suasana penuh disiplin dan semangat.
Di Balik ‘The Military Way’, Disiplin sebagai Pondasi Pemerintahan
Agenda retret ini pun tak sekadar latihan fisik. Prabowo menekankan bahwa retret ini adalah ‘the military way’, sebuah pendekatan disiplin yang biasa diterapkan di pemerintahan dan perusahaan besar di dunia.
“Bukan untuk membuat Anda semua militeristik, namun mengambil esensi disiplin dan loyalitas,” tegasnya.
Meski menimbulkan pro dan kontra, pendekatan militer ini diharapkan membawa peningkatan sinergi lintas kementerian demi mencapai target pembangunan nasional yang optimal.
Pro dan Kontra, Unsur Militerisme dalam Kabinet Prabowo
Beberapa kalangan menyuarakan pandangan berbeda. Akademisi Universitas Mulawarman, Herdiansyah Hamzah, menyebutkan bahwa pendekatan militer di kabinet ini menciptakan kesan otoriter. Ia bahkan mempertanyakan posisi Teddy Indra Wijaya sebagai Sekretaris Kabinet, yang merupakan prajurit aktif TNI, sebagai pelanggaran terhadap aturan TNI.
Sebaliknya, Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Laksono, berpendapat bahwa fasilitas Akmil mendukung sinergi kabinet. Ia menilai kegiatan ini bertujuan memperkuat kerja sama antar-menteri agar dapat bekerja optimal sesuai visi Presiden Prabowo.
Mental Baja dan Tugas Berat, Tanggapan dari Pengamat Politik
Pengamat politik Universitas Al Azhar, Ujang Komaruddin, berpendapat bahwa kegiatan di Akmil ini adalah latihan mental yang disiapkan untuk menteri Kabinet Merah Putih. Menurutnya, para menteri yang baru dilantik harus bermental kuat dan disiplin tinggi dalam menghadapi tantangan besar di masa depan.
Di sini, para menteri dilatih untuk memiliki kekuatan mental, logika sistematis, dan fisik yang kuat agar siap bekerja untuk kepentingan rakyat tanpa kendur. Mereka ditempa agar tangguh dalam menjalankan misi dan visi negara.
Retret ini bukan sekadar pembekalan, melainkan perjalanan memperkuat sinergi, membangun disiplin, dan mengingatkan kembali para menteri bahwa semangat pengabdian adalah harga yang harus dibayar untuk negeri ini. Mari kita tunggu bersama, bagaimana perjalanan tim Kabinet Merah Putih ini melangkah mengemban amanah di masa depan! (yb)**
Writer & Editor : yakangbloger; Source : berbagai sumber tanah air