Guru P3K NTT Ibu Guru Karrin Kena Tegur karena Bocorkan Gaji di TikTok
Britaduatiga.com, Guru P3K NTT Ibu Guru Karrin Kena Tegur – Di suatu sore yang tenang dengan angin sepoi-sepoi, ketika mentari mulai meredupkan sinarnya dan menggantikan kehangatannya dengan sentuhan dingin, sebuah video TikTok menggemparkan jagat maya. Ibu guru Karrin, seorang P3K di SMKN 6 Ende, tanpa disangka-sangka menjadi pusat perhatian. Di balik senyumnya yang ramah dan suaranya yang lembut, tersimpan sebuah rahasia kecil yang diungkap di hadapan ribuan mata penasaran, menggugah rasa ingin tahu kita semua tentang gaji guru di pelosok NTT. Bagaimana bisa sebuah video sederhana memicu reaksi beragam dari berbagai kalangan? Mari kita lakukan analisis mendalam terhadap narasi ini.
Guru PPPK SMKN 6 Ende di Pusaran Media Sosial
Latar Belakang Kasus Video Viral
Di sore hari yang tenang dengan angin sepoi-sepoi, suasana mendadak hangat dengan kehadiran berita yang mengguncang media sosial. Pemilik akun TikTok @ibuguru.karryn11, seorang guru PPPK di SMKN 6 Ende, memposting video berdurasi 1 menit 7 detik yang segera menjadi viral. Dalam video tersebut, @ibuguru.karryn11 menjawab pertanyaan dari akun @uang mengenai besaran honor yang diterima oleh guru honorer di SMKN 6 Ende, yang disebutkan sebesar Rp 250 ribu per bulan. Video ini langsung menyebar di berbagai platform media sosial seperti Facebook dan WhatsApp.
Reaksi Dinas Pendidikan NTT
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, akhirnya memberikan tanggapan. Ia menyampaikan kepada Kepala SMKN 6 Ende agar memanggil dan memberikan peringatan kepada ibu guru Karrin, pemilik akun TikTok tersebut. “Silakan menggunakan media sosial, tapi yang saya sesalkan adalah mengapa dia mengungkapkan gaji teman-temannya. Walaupun tidak salah, apakah pantas seorang guru menyampaikan hal tersebut di media sosial?” Ambrosius menyampaikan hal tersebut saat dikonfirmasi pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Guru P3K NTT Ibu Guru Karrin Kena Tegur karena Bocorkan Gaji di TikTok (Images kreative: yakang admin britaduatiga.com)
Ambrosius juga menegaskan bahwa banyak guru di NTT yang viral di media sosial. Ia mengingatkan agar penggunaan media sosial dilakukan dengan bijak, untuk mendukung peningkatan kompetensi guru. “Pastikan dulu apakah layak diposting, apalagi menyangkut orang lain atau lembaga,” tambahnya.
Klarifikasi dari Pihak Sekolah
Menurut Dra. Wahyuni Budiasih, Koordinator Pengawas Pendidikan Menengah Kabupaten Ende, video tersebut diunggah saat istirahat menunggu kepala sekolah dan pengawas. “Ini adalah tindakan spontanitas pribadi. Beliau bahkan tidak menyangka akan menjadi viral,” ujar Wahyuni Budiasih.
Kepala SMKN 6 Ende, Arsyad, juga memberikan klarifikasi bahwa honor komite di sekolah itu dibayar per jumlah jam mengajar, yaitu Rp 20.000 per jam. Ia juga menyatakan bahwa ibu guru Karrin tidak melanggar etika dan norma. “Menurut saya, ini hanya mis komunikasi. Dalam bermedia sosial, sebaiknya lebih bijak,” tegas Wahyuni Budiasih.
Reaksi Pejabat dan Penegasan Etika
Penjabat Bupati Ende, Agustinus G Ngasu, menyatakan niatnya untuk melaporkan ibu guru Karrin ke Dinas PKO Provinsi NTT. Namun, Wahyuni Budiasih menegaskan bahwa tindakan ibu guru Karrin adalah atas nama pribadi dan bukan dalam kapasitas dinas. “Ibu guru Karrin sudah meminta maaf dan bersedia memberikan keterangan jika diminta serta siap menerima sanksi jika melanggar etika dan norma kepegawaian,” jelasnya.
Kesimpulan
Kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya bijak dalam menggunakan media sosial, terutama bagi tenaga pendidik yang memiliki tanggung jawab moral yang tinggi. Di tengah hembusan angin sore yang sejuk, berita viral ini menjadi pengingat bahwa setiap tindakan di dunia maya dapat berdampak luas dan mendalam.
Guru P3K NTT Ibu Guru Karrin Kena Tegur karena Bocorkan Gaji di TikTok (Images kreative: yakang admin britaduatiga.com)
Kesan dan Pesan untuk warga Sekolah
Di penghujung senja yang berangsur menjadi malam, ketika bintang mulai berkelip di langit NTT, kita diingatkan betapa pentingnya menjaga etika dalam bersosial media. Untuk warga sekolah, semoga kejadian ini menjadi cermin bijak bagi kita semua. Marilah kita jadikan media sosial sebagai sarana positif untuk berbagi ilmu dan inspirasi, bukan sekadar tempat untuk mengungkap rahasia yang mungkin sebaiknya tetap tersimpan. Setiap langkah dan kata kita, bagai angin yang berbisik lembut, dapat membawa kesejukan atau badai, tergantung bagaimana kita memanfaatkannya. Tetaplah mengajar dengan hati, berbagi dengan cinta, dan berjalan dalam harmoni, karena dari sinilah masa depan anak-anak kita dimulai. (yb)***
Writer & Editor: yakang blogger
Resources : beberapa sumber daerah
