britaduatiga.com – Saat fajar menyingsing dan kabut duka merayap pelan di benak dunia, satu nama berpulang membawa sejuta makna Paus Fransiskus. Lalu, siapakah yang akan menyambung tongkat kepemimpinan Vatikan? Sebuah pertanyaan menggantung di udara, penuh harap dan tanya.
Menlu Sugiono Sampaikan Penghormatan Terakhir
Pada Selasa pagi, Menteri Luar Negeri Sugiono tiba di Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta dalam suasana tenang dan haru. Di tempat itu, ia menulis pesan belasungkawa yang sangat hormat, mengenang Paus Fransiskus sebagai “contoh kasih, penjaga perdamaian, dan sahabat kaum marjinal.”
Bukan hanya kata, tetapi juga jiwa. Ia menggambarkan kunjungan tahun lalu Paus ke Indonesia sebagai sejarah yang membawa sinar persatuan lintas keyakinan. Sugiono secara langsung menyampaikan rasa duka dan rasa hormat mewakili bangsa kepada Nunsiatur Apostolik, Uskup Agung Monsignor Piero Pioppo.
Gelombang Belasungkawa dari Pemimpin Bangsa
Menteri Agama Nasaruddin Umar dan Sugiono juga hadir untuk menyampaikan penghormatan terakhir. Presiden Prabowo, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, dan Menteri HAM Natalius Pigai meletakkan karangan bunga di gedung Nunsiatur yang sekarang menjadi altar kenangan.
Hari itu, Vatikan terasa dekat dengan semua orang, meskipun jauh.
Siapa Pewaris Takhta Vatikan?
Saat Dunia Menanti, Konklaf Menjadi Panggung Sejarah
Dunia Katolik sekarang bersiap untuk konklaf pertemuan rahasia para kardinal di Kapel Sistina di Roma setelah Paus Fransiskus, yang berusia 88 tahun, berpulang ke kediamannya pada Senin Paskah, 21 April 2025. Ini adalah tempat mereka akan memilih pemimpin rohani untuk 1,4 miliar orang Katolik Roma di seluruh dunia.
Tapi kali ini tidak mudah menebak. Sekitar 80% dari para kardinal yang dipilih langsung oleh Paus Fransiskus adalah orang-orang dari berbagai budaya dan benua. Untuk pertama kalinya, mayoritas kardinal tidak berasal dari Eropa. Mungkin ada pergeseran sejarah dengan munculnya Paus dari Asia atau Afrika.
Apakah dunia akan menyaksikan kelahiran Paus dengan latar budaya dan warna kulit yang berbeda? Apakah mereka akan kembali ke figur konvensional yang lebih dikenal di Vatikan?
Warisan Paus Fransiskus: Antara Kasih dan Keberanian
Dari Buenos Aires ke Puncak Takhta Suci
Papa Fransiskus, juga dikenal sebagai Jorge Mario Bergoglio, lahir di Buenos Aires dari keluarga yang berasal dari Italia. Ia menjadi Paus pertama dari Amerika Latin dan Paus non-Eropa dalam lebih dari seribu tahun setelah dipilih pada 13 Maret 2013.
Ia dikenal karena memperkuat keberagaman dan menumbuhkan cinta kasih. tindakan yang merupakan jembatan antara iman dan dunia kontemporer pernah mengunjungi Jazirah Arab dan berbicara di Kongres AS.
Warisannya bukan hanya dalam bentuk dokumen dan doa, tetapi juga dalam tindakan. Ia menghidupkan kembali nilai kasih sayang, bukan sekadar doktrin.
Ketika Cahaya Padam, Harapan Menyala
Dunia sedang berkabung karena kepergian Paus Fransiskus. Selain itu, ada pertanyaan besar: siapakah yang akan menggantikan dia?
Sebagai manusia, kita diminta untuk berpikir tentang nilai kasih, keberanian untuk menyambut orang lain, dan kemampuan untuk menyatukan orang yang terpisah.
Jadikan duka ini sebagai inspirasi untuk hidup yang lebih bermakna. Setiap perpisahan membawa sebuah awal baru, dan setiap warisan cinta membawa harapan untuk perdamaian di seluruh dunia.
Mari bersama menjaga warisan kasih yang ditinggalkan Paus Fransiskus. Bagikan harapan, rawat perdamaian, dan terus bertanya: apa peran kita dalam dunia yang sedang berubah ini?
“Di balik duka, ada kekuatan. Dan di setiap langkah sunyi, ada cahaya yang menuntun.” – (bd)**
source : berbagai sumber berita dalam dan luar negeri
