Dunia Kuliner Singapura Berduka
Singapura, britaduatiga.com – Sang Maestro Tip Top Curry Puff Tiada – Saat malam tiba, berita yang mengejutkan menyebar di linimasa media sosial Singapura. Tip Top Curry Puff—nama yang melekat di hati para pencinta kuliner lokal—baru saja kehilangan pendiri sekaligus inspirasinya. Sang Maestro Tip Top Curry Puff Tiada, dan dunia kuliner Singapura pun berduka.
Sosok di Balik Kue Kari Legendaris
Looi San Cheng, pria yang membawa Tip Top Curry Puff menjadi ikon, meninggal dunia pada usia 80 tahun akibat serangan jantung di rumahnya pada 28 Oktober. Putrinya, Liang Huiping, 48 tahun, mengungkapkan bahwa sang ayah telah lama berjuang melawan masalah kesehatan kronis seperti tekanan darah tinggi, kolesterol, dan gula darah tinggi.
“Dia tidak suka menyusahkan orang lain, jadi dia tidak memberi tahu kami bahwa dia tidak sehat,” ujar Liang dalam upacara pemakaman yang digelar pada 30 Oktober. “Kematian ini sungguh tiba-tiba bagi kami.”
Perjalanan dari Tanjung Balai ke Puncak Kesuksesan
Looi lahir di Tanjung Balai, Pulau Karimun, Indonesia, sebagai anak ketiga dari delapan bersaudara. Sebelum meniti karier di dunia kuliner, ia bekerja sebagai teknisi listrik dan kontraktor. Inspirasi memasaknya mungkin datang dari kakeknya, seorang pengelola kedai kopi di Hainan.
“Ayah saya suka makan dan sangat pandai memasak makanan Barat,” kenang Liang, menceritakan warisan kuliner dalam keluarga mereka.
Langkah Awal Menuju Ketenaran
Pada tahun 1976, Looi memulai usaha kue karinya di sebuah toko roti kecil di Marine Parade. Hanya dalam tiga tahun, Tip Top Curry Puff semakin dikenal dan membuka kios di Ang Mo Kio Blok 722.
Dalam sebuah wawancara pada 2006, Looi berkata, “Curry puff saat itu masih jarang, banyak pelanggan mengira kue ini donat. Saya merasa usaha ini bisa sukses, jadi saya terus menjualnya.”
Resep andalan Looi menggabungkan kentang segar Belanda, 18 herba dan rempah, serta bubuk kari khas Indonesia, membuat kue karinya mencuri perhatian di pasar lokal. Pada 2004, The Straits Times melaporkan kesuksesan formula unik ini.
Pengakuan Nasional dan Warisan Berharga
Momen penting dalam perjalanan Tip Top Curry Puff terjadi pada 2006, ketika Perdana Menteri Lee Hsien Loong menyebut merek ini dalam Pidato Rapat Umum Hari Nasional. Penghargaan ini menandai usaha Looi yang mulai merambah pasar internasional, termasuk membuka gerai di Harbin dan Shenyang, Tiongkok.
Tip Top Curry Puff tidak hanya menjadi simbol kuliner, tetapi juga bukti kerja keras dan dedikasi seorang maestro.
Upacara pemakaman Looi diadakan di Singapore Funeral Parlour, Tampines, dan pemakaman dijadwalkan pada 2 November. Kini, Tip Top Curry Puff tetap berdiri kokoh, dengan berbagai gerai seperti di Bandara Changi, One Raffles Place, dan Bugis Junction, menjual lebih dari 5.000 curry puff setiap hari dan terus melayani cita rasa klasik dengan sentuhan warisan.
Kesan dan Pelajaran Berharga
Kehilangan Sang Maestro Tip Top Curry Puff membawa kita merenungi makna ketekunan dan warisan sejati. Dari seorang pria sederhana yang berangkat dari Tanjung Balai hingga menjadi sosok penting dalam dunia kuliner Singapura, kita belajar bahwa cita rasa bukan hanya soal rempah, tetapi tentang cinta dan kerja keras yang diwariskan dalam setiap gigitan. Kegigihan Looi San Cheng mengajarkan bahwa mimpi besar bisa tumbuh dari tempat yang paling sederhana, dan kehangatan keluarga serta dedikasi bisa mengukir jejak yang tak akan lekang oleh waktu. Di tengah kesedihan ini, kita diingatkan untuk menghargai setiap warisan yang ditinggalkan, karena dari sanalah inspirasi untuk masa depan berakar.
Artikel ini menghadirkan kisah haru tentang dedikasi Looi San Cheng, mengundang pembaca untuk mengenang bagaimana Tip Top Curry Puff menjadi bagian dari sejarah kuliner Singapura. (yb)**
Source : sumber media luar negeri