Starliner Terjebak di Luar Angkasa! Sinyal 60 Hari Hilang Kontak!
Pagi yang Cerah, Kopi Panas, dan Berita yang Menghebohkan
Britaduatiga.com, Internasional – Starliner Terjebak di Luar Angkasa – Pagi itu, sinar matahari menembus jendela, angin segar membelai wajah, dan nikmat kopi panas memenuhi ruangan. Ketika membuka medsos, sebuah berita mengejutkan muncul, membawa rasa heran dan ketegangan. Starliner, pesawat ruang angkasa milik Boeing, telah terjebak di luar angkasa selama 60 hari tanpa kontak.
Starliner – Misi yang Menjadi Bencana
Starliner dan Keberangkatan Menuju Ketidakpastian
Sebagaimana dilangsir dari cnn internasional; dua astronaut stager NASA, Butch Wilmore dan Suni Williams, memulai penerbangan uji berawak pertama Starliner dengan harapan besar. Namun, perjalanan mereka di luar angkasa telah berlangsung selama 63 hari, jauh lebih lama dari yang direncanakan. Misi yang semula diharapkan berjalan lancar kini berubah menjadi situasi darurat.
Hilang Kontak – Ketegangan di Stasiun Luar Angkasa Internasional
Hingga saat ini, belum ada tanggal kepulangan yang pasti. Bahkan, NASA memperkirakan bahwa Williams dan Wilmore mungkin tidak akan pulang menggunakan Starliner sama sekali. Sebagai alternatif, SpaceX, pesaing Boeing dalam Program Kru Komersial NASA, dipertimbangkan untuk membawa mereka kembali. Langkah ini bisa memperpanjang masa tinggal mereka di Stasiun Luar Angkasa Internasional hingga enam bulan lagi, membawa mereka pulang pada tahun 2025.
Pesan dan Tanda Bahaya
Masalah Propulsi yang Mengkhawatirkan
NASA belum memulai “kajian kesiapan penerbangan” untuk kepulangan Starliner. Tim Boeing dan NASA masih berusaha menentukan tanggal kepulangan sambil mengevaluasi data pengujian tentang masalah propulsi dan kebocoran helium yang menghambat perjalanan Starliner. Uji coba darat di New Mexico menghasilkan temuan mengejutkan: panas berlebih di sekitar beberapa pendorong menyebabkan segel teflon menggembung, membatasi aliran propelan dan memicu masalah pendorong.
Ketidakpastian dan Kekhawatiran
Ketidakpastian tentang penyebab masalah ini dan bagaimana hal itu mempengaruhi keselamatan kru membuat NASA semakin cemas. Diskusi inside dan analisis terus dilakukan untuk menentukan langkah terbaik. Sementara itu, kemungkinan mengembalikan Williams dan Wilmore dengan Starliner menjadi semakin tipis.
Alternatif dan Rencana Cadangan
Peluncuran SpaceX Crew Dragon
NASA telah mempertimbangkan rencana cadangan, termasuk peluncuran misi SpaceX ring Dragon dengan dua kursi kosong untuk Williams dan Wilmore. Jika skenario ini diambil, mereka akan tetap berada di stasiun selama enam bulan lagi, kembali ke Bumi pada Februari 2025. Dalam skenario ini, Starliner akan dibiarkan terbang pulang dalam keadaan kosong.
Penyesuaian Rencana Peluncuran
NASA juga telah menunda peluncuran misi ‘Crew-9 SpaceX, memberi lebih banyak waktu untuk menyelesaikan perencanaan pengembalian Starliner. Penyesuaian ini memberikan fleksibilitas tambahan bagi NASA untuk memutuskan langkah terbaik.
Nasib Starliner – Tantangan dan Harapan
Pembaruan Perangkat Lunak dan Persiapan
Jika Starliner harus kembali tanpa awak, pesawat tersebut memerlukan pembaruan perangkat lunak untuk mengonfigurasi penerbangan otonomnya. Proses ini melibatkan pengujian dan peninjauan ulang perubahan perangkat lunak yang memakan waktu.
Keputusan Akhir
Saat ini, belum jelas apakah NASA akan mengembalikan astronot menggunakan Starliner atau rencana darurat dengan SpaceX. Keputusan akan bergantung pada data baru yang terus dianalisis. Apapun hasilnya, kejadian ini menyoroti tantangan dan ketidakpastian dalam eksplorasi luar angkasa, sekaligus mengingatkan kita akan pentingnya kesiapan dan perencanaan matang.
Berita ini membawa kita pada kesadaran akan betapa rapuhnya misi di luar angkasa. Dalam ketidakpastian dan ketegangan, harapan dan ketekunan tetap menjadi kunci untuk mengatasi tantangan yang ada. Dengan kopi di tangan dan pandangan pada cakrawala, kita menanti perkembangan selanjutnya dari misi Starliner yang penuh cerita ini.
Writer & Editor: yakang blogger
Resources : sumber luar negeri