Ketika Pagi Menguak Tirainya
Internasional, britaduatiga.com – Saat fajar menyingsing dan mentari mulai mengintip dari balik cakrawala, warna-warna kehidupan kembali berpendar. Ada warna yang melambangkan kebebasan, kebersamaan, dan perayaan, seperti yang terlihat dalam festival Holi. Namun, ada pula warna yang tersembunyi dalam kebohongan, diselubungi bayang-bayang manipulasi dan ketidakpastian. Antara warna-warni Holi yang memancarkan kegembiraan dan warna-warni kebohongan yang membentuk ilusi kebenaran; Warna-Warni Holi vs. Warna-Warni Kebohongan —mana yang lebih nyata?
Kebenaran atau Tipuan?
Di layar televisi, sering kita saksikan seorang tersangka duduk di ruang interogasi, keringat mengalir di pelipisnya, sementara alat poligraf berusaha menelanjangi kebohongannya. Poligraf, yang sering disebut sebagai “detektor kebohongan,” telah lama dipercaya sebagai alat ampuh untuk mengungkap kejujuran seseorang. Namun, apakah alat ini benar-benar dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang hanya ilusi?
Cara Kerja Poligraf

Poligraf bekerja dengan mengukur respons fisiologis seseorang, seperti denyut nadi, tekanan darah, dan tingkat keringat. Ketika seseorang berbohong, perubahan dalam tubuhnya terjadi secara refleks. Namun, apakah semua perubahan itu selalu berarti kebohongan?
Tes poligraf dimulai dengan pertanyaan kontrol untuk menentukan respons alami subjek. Jika terdapat perbedaan mencolok antara jawaban kontrol dan jawaban utama, maka seseorang mungkin dianggap berbohong. Tetapi, bagaimana jika seseorang merasa gugup meskipun ia berkata jujur?
Ketidakakuratan Poligraf
Ketakutan dan kegugupan bukanlah bukti mutlak dari kebohongan. Seseorang yang benar-benar jujur bisa saja menunjukkan tanda-tanda fisiologis yang sama seperti seorang pembohong, hanya karena tekanan psikologis yang mereka alami. Itulah sebabnya poligraf tidak lagi dijadikan bukti utama dalam sistem peradilan modern.
Warna Kegembiraan yang Menyatukan

Sementara itu, di sudut lain dunia, setiap musim semi, festival Holi membawa gelombang kebahagiaan yang berbeda. India dan berbagai negara lain larut dalam lautan warna-warni, di mana kasta, usia, dan status sosial melebur menjadi satu. Bubuk warna beterbangan di udara, menciptakan pelangi kebersamaan yang menggugah jiwa.
Perayaan ini berakar dari legenda Hindu, baik kisah Prahlada yang selamat dari api Holika maupun Krishna yang dengan jenaka mewarnai wajah Radha. Warna-warni dalam Holi adalah warna kehidupan, yang dirayakan dengan tawa dan kebersamaan.
Warna-Warni yang Sesungguhnya
Di satu sisi, warna-warni Holi adalah warna kebebasan, ekspresi diri, dan sukacita. Di sisi lain, warna-warni kebohongan adalah permainan ilusi yang sering kali menyesatkan. Poligraf berusaha menangkap kebohongan, tetapi realitas psikologi manusia begitu kompleks sehingga alat ini tidak bisa selalu diandalkan.
Lalu, mana yang lebih nyata? Warna-warni yang dilempar dengan penuh sukacita dalam perayaan Holi, atau warna-warni ketakutan yang ditampilkan dalam ruang interogasi?
Pilih Warna dengan Bijak

Kebenaran tidak selalu dapat diukur dengan alat, sama seperti kebohongan tidak selalu tampak jelas di permukaan. Festival Holi mengajarkan bahwa warna bisa menjadi simbol kebersamaan dan kebenaran, bukan hanya manipulasi dan tipu daya. Maka, dalam menjalani hidup ini, mari kita pilih warna yang kita pancarkan dengan bijak.
“Kehidupan bukan hanya tentang warna yang terlihat, tetapi juga tentang makna yang tersembunyi di baliknya.” – (bd)**
source : sumber luar negeri