PeristiwaPolitik Luar Negeri

AS Sibuk Perang Dagang RI Santai? China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis!

55
×

AS Sibuk Perang Dagang RI Santai? China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis!

Share this article
AS Sibuk Perang Dagang, RI Santai? China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis!
AS Sibuk Perang Dagang, RI Santai? China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis! -(bd_kreative images © 2025 All Right Reserved/britaduatiga.com/designe2025)

britaduatiga.comAS Sibuk Perang DagangmRI Santai – Ketika fajar menyingsing dan kabut ekonomi global mulai menipis, dunia menyaksikan satu drama besar yang dimainkan oleh aktor-aktor raksasa. Amerika Serikat dengan penuh gegap gempita mengetuk palu perang dagang, sementara Indonesia justru tersenyum tenang di beranda Nusantara. Di sudut lain, China mulai menyensor bisikan-bisikan warganya yang menyoal kebijakan Presiden Trump. Apakah badai ini akan menyapu kita, atau justru membuka cakrawala baru?


Apa yang Sebenarnya Terjadi?

AS Sibuk Merancang Tarif, Dunia Terhenyak

AS Sibuk Perang Dagang, RI Santai? – Pada 2 April 2025, Presiden AS Donald Trump mengumumkan tarif impor besar-besaran, dengan besaran hingga 32 persen untuk Indonesia dan 104 persen untuk produk China. Kebijakan ini ditujukan pada lebih dari 50 negara menandai langkah agresif terbaru Washington dalam memaksakan kekuatan dagangnya.

728x90 feb24 affiliate hosting

Langkah ini sontak mengguncang pasar global. Namun Indonesia tidak terguncang. Mengapa?

Indonesia Tetap Santai, Ada Alasannya

Efeknya Tak Terlalu Dalam

AS Sibuk Perang Dagang, RI Santai? China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis!
AS Sibuk Perang Dagang, RI Santai? China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis! -(bd_kreative images © 2025 All Right Reserved/britaduatiga.com/designe2025)

Bank Pembangunan Asia (ADB) dalam laporan Asian Development Outlook April 2025 menyatakan bahwa tarif 32 persen dari AS tidak berdampak signifikan secara kualitatif terhadap Indonesia.

“Ekspor Indonesia ke AS hanya sekitar 2 persen dari PDB. Dampaknya terbatas,” ujar Nguyen Ba Hung, ekonom ADB untuk Asia Tenggara.

Dengan struktur ekonomi yang ditopang oleh konsumsi domestik dan investasi lokal, Indonesia tak mudah tergelincir dalam pusaran kebijakan eksternal.

Surplus Dagang Justru Jadi Pemicu

Langkah Trump dinilai sebagai respons atas surplus perdagangan yang selama ini dimiliki Indonesia terhadap AS. Namun ini pun tak dianggap sebagai ancaman berat.

“Terlalu dini untuk mengukur dampaknya secara kuantitatif,” tambah Hung.

Sementara itu, ADB tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan Indonesia di angka 5 persen untuk tahun ini sebuah sinyal optimisme di tengah ketidakpastian global.

Reposisi Global bagi Peluang Emas bagi Indonesia?

Saatnya Jadi Basis Produksi Dunia

AS Sibuk Perang Dagang, RI Santai China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis!
AS Sibuk Perang Dagang, RI Santai? China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis! -(bd_kreative images © 2025 All Right Reserved/britaduatiga.com/designe2025)

Kepala Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, menyebut bahwa konflik dagang yang sedang berlangsung bisa menjadi titik balik strategis bagi Indonesia. Dengan semakin banyak negara yang mempertimbangkan untuk mengalihkan investasi dari Amerika Serikat, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mengisi kekosongan dalam rantai pasok global.

“Kebijakan tarif AS bisa mendorong relokasi investasi. Indonesia berpeluang jadi basis produksi baru dunia,” tegasnya.

Namun, apakah peluang ini benar-benar realistis atau sekadar angan-angan politik?

Realitas di Balik Optimisme

Secara geografis, Indonesia memiliki keunggulan strategis. Terletak di jantung jalur pelayaran internasional dan dikelilingi oleh pasar Asia yang dinamis, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam distribusi barang global.

Dari sisi biaya produksi, Indonesia juga menawarkan tenaga kerja dengan upah kompetitif, sumber daya alam yang melimpah, serta pasar domestik yang besar faktor-faktor yang menjadi magnet bagi perusahaan multinasional.

Namun, tantangan struktural tak bisa diabaikan. Mulai dari kompleksitas regulasi, infrastruktur logistik yang belum sepenuhnya efisien, hingga ketidakpastian hukum, semua ini masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum Indonesia benar-benar siap menjadi alternatif kuat bagi China atau negara manufaktur besar lainnya.

Apa yang Perlu Dilakukan?

Untuk benar-benar mengubah peluang ini menjadi realitas, Indonesia perlu:

  • Menyederhanakan perizinan investasi dan mempercepat implementasi Undang-Undang Cipta Kerja;

  • Memperkuat infrastruktur transportasi dan digital untuk menunjang rantai pasok yang efisien;

  • Meningkatkan kualitas tenaga kerja melalui pendidikan vokasi dan pelatihan industri;

  • Membina hubungan dagang strategis dengan negara-negara yang kini mencari mitra dagang baru selain AS dan China.

Reposisi global ini bukan hanya soal menarik investor, tetapi juga soal memperkuat fondasi ekonomi domestik agar tidak mudah goyah oleh tekanan eksternal.

Peta Baru, Langkah Baru

Dalam geopolitik dagang yang sedang berubah, Indonesia tidak harus menjadi penonton. Dengan mengambil peran aktif dan menyusun strategi jangka panjang, Indonesia bisa menjadi pemain utama dalam ekosistem perdagangan dunia baru bukan hanya penerima dampak.

China Sensor Kritik Trump

Sensor Ketat di Negeri Tirai Bambu

AS Sibuk Perang Dagang, RI Santai? China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis!
AS Sibuk Perang Dagang, RI Santai? China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis! -(bd_kreative images © 2025 All Right Reserved/britaduatiga.com/designe2025)

Di Beijing, kabar mengenai tarif Trump langsung menyulut gelombang reaksi di media sosial. Namun yang terjadi justru sensor masif di Weibo dan WeChat. Pencarian tentang “tarif” atau “104” diblokir, unggahan kritik dihapus, dan konten yang menyudutkan AS malah melejit ke trending topik.

Bahkan media milik negara seperti CCTV meluncurkan tagar “Amerika Mengalami Perang Pangan” yang menyindir krisis pasokan telur di AS.

“Mereka berperang tak hanya dengan dunia, tapi dengan akal sehat,” sindir Hu Xijin, komisaris senior di China.

Siaga Perang Dagang Jangka Panjang

Kendati pasar saham China sempat anjlok hingga 7% terburuk dalam lima tahun—pemerintah cepat bertindak untuk menenangkan gejolak lokal dan mempersiapkan diri untuk perang dagang yang lebih panjang.

China juga bersiap mengalihkan ekspor ke negara seperti Vietnam dan India, serta mempertimbangkan kenaikan tarif balasan yang akan memukul balik produk-produk Amerika.

Siapa yang Diuntungkan? Siapa yang Harus Waspada?

Meskipun tampak tenang, Indonesia perlu tetap waspada dan cerdas membaca peluang. Ketika dua raksasa dunia saling menyilangkan pedang tarif, negara-negara berkembang seperti Indonesia bisa memposisikan diri sebagai jembatan baru perdagangan global jika langkahnya tepat dan strateginya matang.

Kesimpulan dan Pesan Edukasi

AS Sibuk Perang Dagang, RI Santai? China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis!
AS Sibuk Perang Dagang, RI Santai? China Sensor Kritik Trump, ADB Justru Optimis! -(bd_kreative images © 2025 All Right Reserved/britaduatiga.com/designe2025)

Dunia boleh gaduh, tapi Indonesia tidak perlu ikut panik. Dalam dunia yang berubah cepat, ketahanan domestik adalah senjata utama. ADB memberikan sinyal positif, dan para pemimpin nasional mulai membidik peluang baru yang muncul dari riak global.

➡️ Saatnya masyarakat dan pelaku bisnis Indonesia bersiap merangkul perubahan. Perang dagang adalah tantangan, tapi juga ladang kesempatan.

“Ketika dunia membangun tembok, bijaksanalah membangun jembatan.”  – (bd)**

Baca Juga :  Dari Biden ke Trump ada Perintah Terakhir vs Janji Emas

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *